Beberapa bentuk pengendalian hama tanaman yaitu :
1. Pengendalian secara Bercocok Tanam
2. Pengendalian dengan Varietas Tahan
3. Pengendalian secara Fisik dan Mekanik
4. Pengendalian secara Biologi (Hayati)
5. Pengendalian secara Kimiawi
1. Pengendalian Secara Bercocok Tanam
Prinsip pengendalian hama secara bercocok tanam adalah menciptakan kondisi agro ekosistem tidak sesuai untuk kehidupan dan perkembangbiakan hama tanaman. Sehingga dapat nengurangi laju peningkatan populasi hama. Selain itu juga menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk perkembangan musuh alami. Pengendalian hama secara bercocok tanam merupakan tindakan preventif atau pencegahan sehingga harus dilakukan jauh-jauh sebelum ada serangan hama.
Kelebihan & Kekurangan Pengendalian Hama Secara Bercocok Tanam
(+) Merupakan teknik budidaya untuk meningkatkan produktivitas hasil-hasil pertanian.
(+) Tidak memerlukan pengeluaran biaya tambahan.
(+) Tidak menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan pada lingkungan.
(+) Dapat dengan mudah dilakukan dengan oleh petani.
(-) Hasilnya tidak dapat diperhitungkan secara pasti
(-) Kurang efektif, sehingga teknik ini harus dipadukan dengan cara-cara pengendalian lain
Beberapa Teknik Pengendalian Hama Secara Bercocok Tanam
a. Sanitasi
Artinya membersihkan sisa-sisa atau bagian-bagian tanaman setelah panen. Sisa-sisa atau bagian-bagian tanaman tersebut seringkali dijadikan sebagai :
- Tempat berlindung
- Tempat berdiapause
- Tempat tinggal sementara sebelum tanaman utama ditanam kembali
Dengan melakukan sanitasi berarti kita telah mengurangi populasi awal dari hama tersebut sehingga kerusakan yang ditimbulkan pada tanaman berikutnya menjadi berkurang.
Jadi sanitasi dapat dilakukan terhadap :
- Sisa-sisa tanaman yang masih hidup
- Bagian-bagian tanaan yang terserang hama
- Sisa-sisa tanaman yang telah mati
- Bagian tanaman yang jatuh atau tertinggal pada permukaan tanah
b. Pengolahan Tanah
Ada spesies serangga tertentu yang sebagian siklus hidupnya dalam tanah. Contoh:Agrotis iphsilon. Jika tanah diolah serangga tersebut akan terangkat ke atas, mati karena sengatan sinar matahari ataupun ditemukan oleh musuh-musuh alaminya seperti Heliothissp.
c. Pengairan
Pada daerah yang beririgasi teknis, pengaturan air terutama untuk sawah dapat digunakan untuk pengendalaian hama tertentu pada tanaman padi.
d. Pergiliran Tanaman
Tujuannya adalah untuk memutuskan siklus hidup hama tertentu. Caranya jangan menanam spesies tanaman yang menjadi inang dari hama tertentu.
Contoh : Padi --) Kacang-kacangan --) Padi
Hama pada padi bukan hama pada kacang-kacangan.
d. Penanaman Serentak
Penanaman serentak dimaksudkan agar ketersediaan bahan makanan untuk hama menjadi lebih singkat dan pada suatu saat pertanaman tidak ada populasi hama dan populasi hama dapat dihambat.
e. Pengaturan Jarak Tanam
Jarak tanam sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan juga terhadap populasi hama per unit waktu. Serta berpengaruh terhadap perilaku hama dalam mencari makan dan tempat bertelur. Hasil penelitian di IRRI terlihat bahwa jarak tanam padi yang lebar sangat menurunkan populasi wereng coklat (Nilaparvata lugens).
f. Pemupukan
Tanaman teh yang terserang hama penggerek batang (Xylobarus fornicatus) di Srilanka dapat dikurangi intensitas serangannya dengan pemberian pupuk N yang cukup. Unsur N dapat merangsang jaringan baru pada bagian yang rusak.
g. Penanaman Tanaman Perangkap
Tanaman perangkap adalah tanaman yang sengaja ditanam untuk menarik dan memusatkan hama pada tanaman tersebut untuk kemudian dikendalikan dengan pestisida. Contoh : kacang hijau dan jagung yang di tanam diantara tanaman kapas dapat mengurangi populasi Sundapteryx dan Heliothis sp. Pada tanaman kapas.
0 comments:
Post a Comment